TINJAUAN TEORITIS
Sebagian besar
diantara kita memiliki pikiran yang tidak dikehendaki dari waktu ke waktu dan
sebagian besar diantara kita memiliki dorongan pada saat ini atau kelak untuk
melakukan perilaku tertentu yang memalukan atau bahkan berbahaya. Namun, hanya
sedikit diantara kita yang menderita gangguan obsessif kompulsif ( OCD ), suatu gangguan kecemasan dimana pikiran
dipenuhi dengan pemikiran yang menetap dan tidak dapat dikendalikan dan
individu dipaksa untuk terus menerus mengulang tindakan tertentu, menyebabkan
distress yang signifikan dan mengganggu pemungsiaan sehari-hari.
Obsesi
adalah pikiran, impuls, dan citra yang
mengganggu dan berulang yang muncul dengan sendirinya serta tidak dapat
dikendalikan walaupun demikian biasanya tidak selalu tampak irasional bagi
individu yang mengalaminya. Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi
berkaitan dengan ketakutan akan kontaminasi , ketakutan mengekspresikan impuls
seksual atau agresif dan ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh. (jenike,
Baer & Minichiello, 1986). Obsesi juga dapat berupa keragu-raguan ekstrem,
prokrastinasi dan ketidaktegasan.
Kompulsif
adalah
perilaku atau tindakan mental repetitive yang mana seseorang merasa didorong
untuk melakukannya dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan
oleh pikiran-pikiran obsesif. Aktifitas-aktifitas tersebut tidak berhubungan
dengan secara realitas dengan tujuan yang ada atau jelas berlebihan. Individu
yang terus menerus mengulang beberapa tindakan takut terhadap konsekuensi
mengerikan yang terjadi jika tindakan tersebut tidak dilakukan. Frekuensi
pengulangan suatu tindakan, fisik atau mental dapat luar biasa tinggi. kompulsi
yang umum dilaporkan mencakup hal-hal berikut :
•
Mengupayakan kebersihan dan keteraturan,
kadang kala melalui upacara rumit yang memakan waktu berjam-jam dan bahkan
sepanjang hari.
•
Menghindari objek tertentu, seperti
menghindari segala sesuatu yang berwarna coklat.
•
Melakukan praktik-praktik repetitive,
magis, dan protektif, seperti menghitung mengucapkan angka tertentu atau
menyentuh semacam jimat atau bagian tubuh tertentu.
•
Mengecek beberapa kali untuk memastikan
bahwa tindakan yang telah dilakukan benar-benar telah dilakukan, misal
memastikan kembali pintu telah terkunci.
•
Melakukan tindakan tertentu seperti
makan dengan sangat lambat.
Dalam beberapa
hal pikiran obsesif sama dengan kekhawatiran yang menjadi cirri gangguan
kecemasan menyeluruh. Gangguan ini penuh “bagaimana jika kekhawatiran berulang
yang berlebihan tentang kemungkinan terjadinya peristiwa negative yang tidak
mungkin. Perbedaan diantara kedua gangguan diantara kedua gangguan tersebut
biasanya adalah para penderita OCD mengalami kekhawatiran mereka sebagai “ego
alien” atau “ego distonik” yaitu mereka menganggap pikiran tersebut sebagai
sesuatu yang dimasukan dari luar diri dan sangat tidak masuk akal. Menurut stern & cob (1978) menemukan
bahwa sampel individu kompulsi memandang ritual mereka sebagai “cukup bodoh
atau aneh” walaupun mereka tidak mampu menghentikannya. Konsekuensi yang sering
terjadi pada gangguan OCD adalah efek negative terhadap hubungan dengan orang
lain, terutama dengan anggota keluarga.
Menurut buku
pedoman PPGDJ – III, gangguan obsesif kompulsif harus mencakup hal-hal berikut
:
ü Harus
disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri sendiri.
ü Sedikitnya
ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan meskipun ada hal
lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
ü Pikiran
untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang memberi
kepuasaan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau
kecemasan, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatas).
ü Gagasan,
bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan (unpleasantly repetitive).
Kriteria
DSM IV-TR untuk gangguan Obsesif Kompulsif ( OCD )
•
Obsesi, pikiran yang berulang dan
menetap, impuls-impuls atau dorongan yang menyebabkan kecemasan.
•
Kompulsi, perilaku dan tindakan mental
repetitive yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan ketegangan.
Teori Psikoanalisa
Dalam
teori ini, obsesi dan kompulsi dipandang sebagai hal yang sama, yang disebabkan
oleh dorongan instingtual, seksual dan agresif yang tidak dapat dikendalikan
karena toilet training yang terlalu keras. Yang bersangkutan kemudian
terfiksasi pada tahap anal. Symptom-simptom yang muncul dianggap mencerminkan
hasil perjuangan antara id dan defense mechanism. Kadangkala insting agresif id
mendominasi, kadangkala mekanisme pertahanan yang mendominasi. Namun demikian
lebih sering symptom-simptom yang muncul mencerminkan bekerjanya salah satu
mekanisme pertahan yang hanya separuh berhasil. Sebagai contoh, seseorang yang
terfiksasi pada tahap anal melalui formasi reaksi menahan dorongan untuk
berkotor-kotor dan secara kompulsif menjadi bersih, rapi dan teratur.
Struktur
Kepribadian
Terdiri dari tiga sistem atau aspek, yaitu : ID, EGO
dan SUPER EGO. Mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit
(tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya, dan menilai sumbangan relatifnya
terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari
interaksi diantara ke-3 sistem tersebut.
a. ID
Komponen kepribadian yang paling primitive. Terletak
di ketidaksadaran, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas, oleh
karena id bekerja dengan cara pleasure
principle. Id bagian dari kepribadian yang mengubah insting-insting
biologis menjadi fantasi, yaitu
representasi mental dari insting. Dari hasil kerja id muncullah berbagai hasrat
dan dorongan (drive) dasar yang kemudian menggerakan tingkah laku. Dua dasar
dorongan yang utama adalah dorongan seksual dan agresi. Untuk menghilangkan
ketidakenakan dan mencapai kenikmatan itu Id mempunyai 2 cara atau alat proses
yaitu :
1. Tindakan refleks; reaksi otomatis & bawaan
seperti mengedip, bersin untuk menghadapi bentuk-bentuk rangsang yang
sederhana.
2. Proses primer; membentuk khayalan tentang
objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut. ( wishfulfillment ) pemenuhan
hasrat, misalkan : halusinasi, orang lapar membayangkan makanan.
Jelas bahwa proses primer itu sendiri tidak akan
mampu mereduksi tegangan sepenuhnya. Karena itu suatu proses psikologis baru
atau sekunder berkembang yaitu Ego, mulai terbentuk.
b. EGO
Struktur kepribadian yang bersentuhan langsung
dengan realitas. Fungsi ego yang utama adalah mengatur interaksi antara dunia internal individu dengan
realitas eksternal. Menjembatani agar interaksi antara realitas internal dengan
realitas eksternal berjalan dengan mulus. Untuk melaksanakan tugasnya, ego
memiliki tiga fungsi utama yaitu, reality
testing, identity dan defense
mechanism.
Reality
Testing
Reality testing adalah kemampuan ego yang utama,
yaitu kemampuan untuk dapat mempersepsikan realitas dan kemudian menyesuaikan
diri sedemikian rupa agar menguasai realitas tersebut. Kepribadian yang sehat
ditandai dengan kemampuan yang baik mempersepsikan dan menyesuaikan diri dengan
realitas.
Identity
Identitas adalah fondasi kepribadian. Identitas
terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis dimasa remaja dan terus berkembang
dalam perjalanan kehidupan selanjutnya. Pembentukan identitas terjadi melalui
interaksi individu dengan orang-orang yang penting dalam kehidupannya
(khususnya orang tua dan anggota keluarga). Individu mengenal dirinya sendiri
sehingga memiliki ego boundaries,
yaitu batasan yang jelas mengenai dirinya dan mana yang bukan dirinya. Dari
batasan tersebut terbentuklah a sense of “ I – ness “ (rasa ke-aku-an) yang
menjadi dasar dari self.
Identitas memiliki peranan yang sangat krusial dalam
relasi individu dengan dunia dan orang lain. Orang yang memiliki identitas yang
jelas dan mantap akan mampu mengorientasikan diri dengan akurat dan
mengembangkan berbagai aspirasi yang wajar dengan dunianya dan orang lain.
Defense
Mechanism
Mekanisme
psikis untuk pertahanan diri. Dengan demikian, fungsi utamanya adalah
mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan.
Kepribadian adalah suatu dialektika atau negosiasi antara dunia internal
individu dengan dunia eksternal. Defense
Mechanism, upaya diri atau kepribadian untuk menjaga keseimbangan dan
kelangsungan dialektika tersebut. bila realitas eksternal dirasakan menuntut
terlalu banyak, melebihi kapasitas diri untuk mengatasinya, maka kepribadian
akan mengaktifkan Defense Mechanism
untuk menyeimbangkannya. Begitupun, hasrat-hasrat dan dorongan dorongan dalam
diri terlalu kuat dan bila diikuti akan mengancam keharmonisan relasi individu
dengan realitas eksternal maka defens mechanism akan diaktifkan untuk
meredamnya. Bila individu menggunakan Defense
Mechanism secara efektif dan sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang
dijalaninya maka dikatakan bahwa individu menggunakan Defense Mechanism yang matang.
c. SUPER EGO
Struktur kepribadian yang mewakili nilai-nilai
eksternal. Fungsinya adalah untuk mendorong individu untuk mematuhi nilai-nilai
yang berlaku direalitas eksternal, sehingga menghindari konflik antara individu
dengan realitas eksternal. Ego berasal dari internalisasi figure orang tua
kedalam diri ( reward-punishment ). Fungsi utamanya adalah sebagai conscience
dan sebagai ego ideal.
Faktor
Biologis ( Neuroscience )
Encefalitis,
cedera kepala, dan tumor otak diasosiasikan dengan terjadinya gangguan
obsesif-kompulsif (Jenike,1986). Ketertarikan difokuskan pada dua area otak
yang dapat terpengaruh oleh trauma semacam itu, yaitu lobus frontalis dan
ganglia basalis, serangkaian nuklei sub-kortikal termasuk caudate, putamen,
globus pallidus, dan amygdala. Studi pemindaian dengan PET menunjukkan
peningkatan aktivasi pada lobus frontalis pasien OCD, mungkin mencerminkan
kekhawatiran mereka yang berlebihan terhadap pikiran mereka sendiri. Untuk
memberikan bukti yang mendukung pentingnya dua bagian otak yang telah
disebutkan sebelumnya, Rauch dkk.(1994) menstimulasi simptom-simptom OCD dengan
memberikan stimuli yang dipilih secara khusus pada para pasien, seperti sarung
tangan kotor oleh sampah atau pintu tidak terkunci. Aliran darah di otak
meningkat pada daerah frontalis dan beberapa daaerah ganglia basalis. Para
pasien penderita OCD juga ditemukan memiliki putamen yang lebih kecil dibanding
kelompok kontrol. (Rosenberg dkk,1997).
Salah
satu penjelasan yang mungkin adalah ocd disebabkan oleh suatu sistem
neurotransmitter yang berpasangan dengan serotonin. Bila dipengaruhi oleh antidepresan,
sistem serotonin menyebabkan perubahan pada sistem lain tersebut, yang
merupakan lokasi sebenarnya dari efek terapeutik (Barr dkk., 1994). Dopamin
asetikolin diperkirakan merupakan transmitter yang berpasangan dengan serotonin
memiliki peran yang lebih penting dalam GOK ( Rauch & Jenike., 1993)
Faktor
Biopsikokultural
Dengan gangguan obsesif kompulsif
menjadi lebih mungkin terkena hal serupa pada anggota keluarga tingkat pertama
daripada kelompok kontrol yang tidak mempunyai gangguan ini. Studi serupa
pada dewasa menyatakan bahwa gejala obsesif kompulsif yang heriditer dengan
faktor genetic, 27-47% dari score varian
dari pengukuran gejala obsesif kompulsif. 53-73% dari varian dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Pada studi gangguan obsesif kompulsif pada
anak-anak, faktor genetic terhitung 45-65% dari varian. Tidak ada
perbedaan jenis kelamin pada faktor herediter. Meskipun begitu hubungan
keluarga dapatmenjadi faktor yang kuat pada onset anak-anak dengan gangguan
obsesif kompulsif daripada kasus dengan gangguan yang berkembang
dikemudian hari.Genom pertama yang luas dihubungkan dari gangguan obsesif
kompulsif yang sekarang diteliti oleh Internasional Obsesif Compulsif
Foundation Genetic Collaborative. Studi ini mengembangkan lebih lanjut
informasi mengenai kelainan genetic pada gangguan ini
RANCANGAN
INTERVENSI
Terapi
Psikoanalisis
Mirip dengan
untuk pobia dan kecemasan, yaitu mengangkat represi dan memberi jalan pada
pasien untuk menghadapi hal yang benar-benar ditakutkannya. Karena pikiran yang
mengganggu dan perilaku kompulsif melindungi ego dari konflik yang ditekan
serta keduanya merupakan target yang sulit untuk intervensi terapeutik dan
prosedur psikoanalisis serta psikodinamika terkait tidak efektif untuk
menangani ini.
Salah satu
pandangan psikoanalisis mengemukakan hipotesis bahwa keragu-raguan yang tampak
pada sebagian besar penderita gangguan obsesif kompulsif berasal dari kebutuhan
terhadap kepasttian benarnya suatu tindakan sebelum tindakan tersebut dilakukan
( salzman 1985 ). Dengan demikian, pasien harus belajjar untuk menoleransi
ketidakpastian dan kecemasan yang dirasakan semua orang seiring mereka
menghadapi kenyataan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti atau dapat dikendalikan
secara mutlak dalam hidup. Focus akhir dalam terapi tetap berupa insight atas
berbagai penyebab simtom yang tidak disadari.
Pendekatan Behavioral (Pemaparan
dan Pencegahan Ritual)
Dipelopori di
Inggris oleh Victor meyer (1966), mengkombinasikan pemaparan dengan pencegahan
respons (ERP) (ranchman & hodgson, 1980). Pendekatan tersebut baru-baru ini
berganit nama yaitu pemaparan dan pencegahan ritual untuk menggarisbawahi
keyakinan magis yang dimiliki para penderita OCD bahwa perilaku kompulsif
mereka akan mencegah terjadinya hal-hal yang menakutkan. Dalam metode ini
(flooding) seseorang memaparkan dirinya pada situasi yang menimbulkan tindakan kompulsif
seperti memegang piring kotor kemudian menghindari untuk tidak melakukan ritual
yang biasanya dilakukannya yaitu mencuci tangan. Asumsinya adalah bahwa ritual
tersebut merupakan penguatan negative karena mengurangi kecemasan yang
ditimbulkan oleh suatu stimulus atau peristiwa dalam lingkungan, seperti debu
di kursi. Mencegah seseorang melakukan ritual akan memaparkannya pada stimulus
yang menimbulkan kecemasan hingga memungkinkan terhapusnya kecemasan tersebut.
kadangkala pemaparan dan pencegahan ritual ini dilakukan melalui imajinasi
terutama jika tidak memungkinkan untuk melakukannya secara nyata, contohnya
bila seseorang percaya bahwa ia akan terbakar dineraka jika gagal melakukan
ritual tertentu.
Terapi
Perilaku Rasional Emotif
Membantu pasien
menghapuskan keyakinan bahwa segala sesuatu mutlak harus berjalan seperti yang
mereka inginkan atau bahwa segala tindakan yang mereka lakukan harus mutlak
memberikan hasil sempurna. Teori kognitif beck juga dapat bermanfaat (van open
dkk., 1955). Dalam pendekatan ini pasien didorong untuk menguji kekuatan mereka
bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi jika mereka tidak melakukan ritual
kompulsif. Bagian yang tak terpisahkan dalam terapi kognitif semacam itu adalah
pemaparan dan pencegahan respons (atau ritual) karena untuk mengevaluasi apakah
tidak melakukan ritual kompulsif akan memberikan konsekuensi yang mengerikan,
pasien harus menahan diri untuk tidak melakukan ritual tersebut.
Penanganan
Biologis
Obat-obatan yang
meningkatkan level serotonin seperti SSRI dan beberapa tricyclic merupakan
penanganan biologis yang paling sering diberikan kepada pasien dengan gangguan
obsesif- kompulsif. Kedua kelompok obat-obatan tersebut telah memberikan hasil
yang menguntungkan walaupun perlu dicatat bahwa suatu kajian terhadap
penanganan farmakologis oleh dua psikiater merendahkan pentingnya ERP sebagai
pendekatan baris pertama (rauch & jenike, 1998). Beberapa studi menemukan
antidepresan tricyclic kurang efektif dibandingkan ERP (balkom dkk., 1994).
Suatu studi terhadap depresan menunjukan perbaikan dalam ritual kompulsif hanya
pada pasien OCD yang juga menderita depresi (marks dkk., 1980). Dalam studi
lain anti depresan tricyclic bagi OCD ternyata hanya berjangka pendek. Diatas
segalanya gambaran mengenai efektivitas antidepresan tricyclic tidak pasti.
Semua obat anti depresan memiliki efek samping yang tidak mendorong sebagian
orang untuk tetap menggunakannya, beberapa contoh termasuk rasa mual, insomnia,
agitasi, mengganggu keberfungsian seksual dan bahkan beberapa efek negative
bagi jantung dan sistem peredaran darah (rauch & jenike., 1998).
Peningkatan
teknologi dalam pengukuran berbagai aspek aktivitas otak mendorong para
peneliti untuk mencari perubahan otak yang disebabkan oleh intervensi
terapeutik. Salah satu studi membandingkan fluoxetine (Prozac) dengan pemaparan
yang nyata plus pencegahan respons dan mengemukakan bahwa perbaikan kondisi OCD
yang dihasilkan oleh kedua terapi tersebut diasosiasikan dengan perubahan yang
sama dalam fungsi otak, yaitu berkurangnya aktivitas metabolic dalam caudate
nucleus kanan dimana aktifitas yang berlebihan dikaitkan dengan OCD (baxter
dkk., 1992). Hanya para pasien secara klinis mengalami perbaikan kondisi
menunjukan perubahan aktifitas otak tersebut sebagaimana terukur oleh
pemindaian PET. Penemuan semacam itu menunjukan bahwa berbagai terapi yang
benar-benar berbeda dapat berhasil karena alas an yang sama, karena berbagai
terapi tersebut menggunakan cara yang berbeda untuk mempengaruhi factor-faktor
yang sama pada otak.
Resensi Film
“As Good as its Get”
menceritakan kisah kehidupan Mr.
Melvin Udall (Jack Nicholson) yang menderita gangguan obsesi-kompulsif. Mr. Udall
dikenal sebagai orang yang tidak disenangi oleh orang di sekitarnya karena
perilakunya yang kasar, tidak ramah, egois dan senang membuat orang lain susah.
Sebagai penderita gangguan
obsesi-kompulsif, Mr. Udall memiliki berbagai ritualitas, salah satunya yaitu
makan di restoran yang sama, dengan tempat duduk yang sama, pada jam yang sama,
dan dilayani oleh pramusaji yang sama pula, yaitu Carol (Helent Hunt).
Kehidupan dalam ritualitas
obsesi-kompulsifnya mulai berubah ketika tetangganya, Simon (Greek Kinnear)
yang juga seorang seniman mengalami musibah. Simon menjadi korban perampokan
dan penganiyaan sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Anjing Simon
yang bernama verdell terpaksa harus dititipkan kepada orang lain. Oleh karena
tidak ada yang mau memelihara anjing itu untuk sementara waktu akhirnya manager
Simon memaksa Mr. Udell untuk memeliharanya. Pada awalnya Mr. Udall tidak
menyukai verdell, namun seiring dengan waktu akhirnya Mr. Udall sangat akrab
dengan verdell. Bahkan anjing itu lebih memilih Mr. Udall daripada pemiliknya
sendiri yaitu Simon.
Suatu hari ritualitasnya terganggu ketika Carol tidak masuk melayani Mr. Udall makan di restoran itu seperti biasanya. Keterikatannya membuat Mr. Udall mencari tahu penyebab ketidakhadiran Carol. Perasaan cinta dan ketertarikannya yang tidak disadari Mr. Udall pada Carol membuat ia tergugah untuk menolong masalah yang dialami Carol dengan membiayai seluruh pengobatan anak Carol.
Carol pun sangat berterima kasih
dengan hal itu meskipun sebenarnya ia tidak menyenangi sifat – sifat Mr. Udall.
Di lain pihak Mr. Udall juga kasihan dengan Simon, tetangganya yang mengalami
kebangkrutan dan kesepian. Tawaran manager Simon untuk mengantarkan Simon ke
kota asalnya agar Simon bisa meminta uang kepada orang tuanya, diterima oleh
Mr. Udall dengan motif untuk bisa berdekatan dengan Carol yang ikut dalam
perjalanan itu. Pada awalnya Mr. Udall senang karena semua berjalan sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkannya. Namun kedekatan Carol dengan Simon
membuat Mr. Udall tidak bisa mengelak bahwa dia mencintai Carol.
Akhir kisah ini yaitu Mr. Udall
memberanikan dirinya untuk membuat suatu perubahan kecil dan keluar dari
ritualitasnya dengan mengatakan kebaikan orang lain demi cintanya pada Carol.
Dalam film ini ditunjukkan bagaimana cinta dan kedekatan dengan orang lain
dapat mengubah perilaku seseorang sekalipun ia menderita gangguan
obsesi-kompulsif yang parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar